Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas
Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas?Berikut adalah kerajinan yang sering di sebut dengan kerajinan kertas siluet. Disini bahan membuat akan menshare contoh Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas siluet yang bisa Anda potong.
Ada beberapa macam gambar yang mungkin bisa menjadi referensi bagi Anda yang menyukai kerajinan tangan dari kertas. Berikut Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas siluet yang bisa Anda lihat.
Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas
Dari gambar berikut Anda bisa mencontoh kemudian memotong sesuai pola gambar siluet waran hitam tersebut. Anda bisa memotong menggunakan cutter tajam dengan hati-hati. Kerajinan dari kertas ini adalah salah satu seni kertas yang bisa Anda kreasikan dirumah dengan anak Anda yang mempunyai tugas kerajinan.
Demikian artikel tentang Tutorial Kerajinan Desain potongan kertas, semoga bermanfaat bagi Anda. Artikel yang berkaitan denganTutorial Kerajinan Desain potongan kertas
gambar siluet, gambar siluet manusia, gambar siluet wajah, gambar siluet orang, kerajinan tangan dari kertas, siluet, langkah membuatTutorial Kerajinan Desain potongan kertas dari bahan-membuat.com
reff : http://langkah-membuat.blogspot.com/2013/06/tutorial-kerajinandesain-potongan-kertas.html
Proses Pembuatan Keramik -Di postingan kali ini, saya akan membahas tentang teknik membuat keramik secara garis besar. Sebelumnya, keramik berasal dari kata keramikos (Yunani) yang berarti suatu bentuk dari tanah liat yang telah melewatiproses pembakaran. Nah kalau sudah tahu asal-usulnya, mari kita simak cara membuatnya,
1. Bentuk keramik yang diinginkan, ada 4 teknik untuk membuatnya yaitu,
- Teknik putar, digunakan dalam pembuatan pot menggunakan alat yang bernama hand wheel/kick wheel/electric wheel.
- Teknik butsir, dengan menggunakn alat bernama sudip.
- Teknik cetak, sesuai namanya keramik dibuat dari cetakan yang sudah dibuat. Oleh karena itu keramik yang dihasilkan akan sama bentuk dan ukurannya dengan keramik lain.
- Teknik pijat, atau disebut juga pinching. Dilakukan dengan cara menjepit tanah liat menggunakan jari dengan gerakan dari bawah ke atas.
2. Setelah keramik selesai dibentuk, gores keramik dengan alat ukir seperti lidi untuk membentuk motif seperti bunga apabila diperlukan.
3. Lanjut ke tahap 3 apabila telah selesai mendekor keramik, keringkan di tempat teduh dengan cara dikipas-kipas. Jangan dijemur di terik matahari karena akan membuat keramik retak.
4. Apabila keramik telah kering, masukkan keramik ke tungku ladang ataupun tungku lainnya untuk melewati proses pembakaran selama beberapa jam dengan suhu yang tinggi.
5. Hias kembali keramik dengan menggunakan pewarna oksida, pemilihan warna sesuai selera. Akan tetapi ada baiknya bila disesuaikan dengan motif yang tadi sudah dibentuk seperti motif flora dengan warna hijau.
6. Semprot atau celup keramik dengan lapisan kaca setelah merasa yakin dengan hiasan yang dibuat.
7. Bakar kembali dalam tungku, setelah itu angkat dan keringkan.
Nah, begitulah proses pembuatan keramik. Sangat panjang dan membutuhkan skill khusus dalam membuatnya. Di bawah ini adalah contoh-contoh hasil keramik yang dihasilkan, semoga bermanfaat.
Keramik Cina
Keramik Yunani
Keramik Belanda
Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Proses Pembuatan Keramik, semoga bermanfaat.
Terima kasih sudah membaca artikel yang berjudul Proses Pembuatan Keramik, semoga bermanfaat.
reff : http://artenergic.blogspot.com/2013/04/proses-pembuatan-keramik.html
Ibu dua anak asal Ponorogo ini sempat berangkat ke Taiwan sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk mencari modal usaha. Pulang dari negeri tetangga, perempuan berusia 43 tahun ini pun berusaha keras mengajak para mantan TKW untuk berwirausaha di kampung halaman. Kini, ia berhasil memberdayakan 50-an rekan senasib lewat usaha bersama yang dikembangkannya.
Narwati tinggal di Desa Limbah, Kecamatan Babatan, Ponorogo, Jawa Timur. Babatan adalah kantung TKW terbesar di Ponorogo. Selama ini, ia sering menyaksikan para TKW berperilaku hidup sangat konsumtif. Usai masa kontraknya habis, mereka pulang ke kampung dengan membawa penghasilan selama bekerja. Uang hasil jerih payah menjadi TKW, dihabiskan dengan membeli barang-barang yang tak perlu. Setelah uang habis, mereka balik lagi menjadi TKW. Narwati pun bertanya dalam hati, sampai kapankah mereka bersikap seperti itu ? Oleh karena itu, ia pun berusaha memotong mata rantai supaya mereka tidak balik lagi. Ia ingin para wanita Indonesia yang sudah memiliki modal, tidak usah berangkat lagi. Karena sebaik apa pun di negeri orang, masih lebih baik di negeri sendiri.
Narwati memang memahami benar masalah TKW, karena ia pernah menjadi TKW seperti mereka dan tahu betul bagaimana beratnya menjadi TKW. Dulu, ia menjadi TKW dengan tujuan mencari modal. Setelah modal terkumpul, ia berencana akan balik ke desa untuk membuka usaha kecil-kecilan. Saat itu, setelah menikah dengan suaminya, Achmadi Adi Nagoro di awal tahun 1992, kondisi ekonomi keluarganya memang kurang baik. Suaminya hanyalah seorang guru honorer di sebuah SMP. Penghasilannya belum bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara Narwati sendiri, sebagai lulusan D3 jurusan Bahasa Inggris salah satu PTS di Ponorogo, ternyata tidak mudah mencari pekerjaan. Maka cara yang paling mudah adalah dengan menjadi TKW.
Ia mengakui, sebenarnya keputusan menjadi TKW sangat berat. Bisa dibayangkan, saat itu ia dan suaminya adalah pengantin baru, tapi harus hidup terpisah. Namun keputusan itu tetap harus dijalani karena memang tidak ada pilihan lain. Menjadi TKW adalah jalan paling memungkinkan untuk mendapatkan modal usaha. Sementara kalau mengambil kredit di bank, ia khawatir tak bisa mengembalikan. Setelah berembuk dengan suami, mereka pun sepakat untuk sementara berpisah demi masa depan keluarga yang lebih baik. Setelah mengurus segala persyaratan, Narwati pun berangkat ke Taiwan. Ia beruntung di sana tinggal di salah satu keluarga yang cukup baik dan tidak pernah mengalami kekerasan. Sehari-hari, ia melakukan pekerjaan selayaknya pembantu rumah tangga. Selain itu, ia juga mengajari anak-anak majikannya belajar Bahasa Inggris dan terkadang Matematika. Setiap bulan, ia mendapatkan gaji yang kalau dirupiahkan sebesar Rp 3 juta, yang langsung ia tabung.
Selama menjadi TKW, Narwati melihat ada beberapa dampak yang kurang baik di lingkungan tenaga kerja Indonesia, terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga. Banyak sekali terjadi perselingkuhan, baik itu di pihak wanita maupun pria, karena jauh dari keluarga. Bagi yang sudah memiliki anak, perpisahan dalam rentang waktu sekian lama itu juga memberi dampak psikologis yang kurang baik buat anak. Dan masih banyak lagi sisi yang tidak bagusnya.
Setelah menghabiskan kontrak kerja selama tiga tahun, mulai 1992-1995, selanjutnya Narwati memutuskan kembali ke kampung halaman. Seperti yang sudah ia rencanakan sejak awal, uang penghasilan sebagai TKW ia jadikan modal usaha di rumah. Saat itu ia membuka toko sembako. Selain itu sisa uang yang masih ada dijadikan modal usaha penggemukan sapi yang dijalankan ayahnya. Beruntung semuanya berjalan dengan baik. Narwati berpikir, teman-temannya sesama TKW pastinya bisa juga menjalankan usaha seperti yang ia jalani. Ia pun tak pernah berhenti berusaha, bagaimana caranya memiliki usaha baru yang dapat memberdayakan perempuan. Terutama ia ingin menggandeng teman-teman TKW agar mereka tidak kepincut balik lagi ke luar negeri.
Kebetulan di tahun 2010 ada pelatihan dari Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) untuk para mantan TKW. Menurut Narwati ini merupakan salah satu bekal untuk memulai langkahnya. Kesempatan itu ia manfaatkan untuk mengumpulkan teman-temannya. Ia mengajak teman-temannya untuk membuat koperasi. Namun sayangnya saat itu mereka sudah tidak punya modal. Beruntung, teman-temannya itu ternyata mempunyai beberapa ide yang sangat kreatif. Salah satunya dengan membuat kue kering untuk dijual. Narwati pun menyanggupi untuk menyediakan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Ia juga ikut membantu memasarkan ke beberapa instansi dan menitipkannya di toko-toko. Ternyata, usaha kue itu lumayan sukses dan berjalan lancar sampai sekarang. Hasil keuntungannya tidak dibagi tapi dikumpulkan untuk modal bersama.
Suasana saat teman-temannya berkumpul untuk membuat kue pun sangat seru. Misalnya saat menjelang Lebaran, teman-temannya itu berkumpul di rumah Narwati. Mereka membuat adonan sampai jadi, lalu menatanya di wadah bersama-sama. Kemudian Narwati yang bertugas memasarkannya. Setelah modal terkumpul, sekarang mereka pun sudah mempunyai koperasi kecil-kecilan. Tentu koperasi ini untuk menunjang kebutuhan anggotanya. Sampai akhirnya, keuntungan dari hasil usaha kue itu, bisa dibagikan kepada para anggota.
Setelah sukses membuat usaha kue, Narwati mulai menambah ke cabang keterampilan yang lain yaitu membuat tas anyaman berbahan plastik. Kebetulan, ia sudah menguasai keterampilan ini sejak remaja. Ia membuat bermacam-macam tas. Mulai tas untuk ke pasar, bepergian, sampai tas mini yang biasa digunakan untuk suvenir hajatan. Narwati kemudian membagikan ilmu membuat tas itu kepada teman-teman di kelompoknya. Bahan-bahannya ia yang menyediakan. Belajar membuat tas sendiri cukup mudah, yang penting adalah ketelatenan. Dalam waktu relatif singkat, teman-temannya pun sudah bisa membuat tas.
Seperti halnya dengan usaha kue, Narwati sendiri yang kemudian juga memasarkan tas-tas karya teman-temannya itu. Ia bersyukur, usaha yang ia jalankan dimudahkan Tuhan. Sekarang ini sudah sekitar 50 orang yang sehari-hari membuat tas. Yang menyenangkan teman-temannya, pekerjaan membuat tas itu bisa dilakukan dirumah masing-masing. Jadi, sambil mengasuh anak-anak, para ibu bisa menganyam tas. Hasilnya cukup lumayan. Untuk satu tas, mereka mendapat Rp. 6000. Padahal dalah sehari satu orang bisa memproduksi 10 tas. Uang sebesar Rp 60.000 sehari untuk ukuran warga desa di tempat tinggalnya sudah sangat berarti guna menunjang ekonomi keluarga.
Usaha Narwati tidak berhenti sampai di situ saja. Kreativitasnya tak kunjung padam. Ia kembali membuat lini usaha baru yaitu batik, dengan tujuan ingin mengembangkan batik di desanya. Sebelumnya ia memang tidak paham membatik. Tahun 2012, ia pun belajar membatik di Solo. Di sana ia mempelajari dari awal proses membatik, termasuk membuat desain sampai proses lembaran kain jadi. Setelah menguasai ilmu membatik, ia kemudian membagikan ilmu tersebut kepada teman-temannya. Sekarang, teman-temannya pun sudah bisa membatik. Meskipun ada yang pengerjaannya masih agak kasar, tapi ada juga yang sudah halus.
Awalnya, Narwati mengajari membatik untuk taplak meja. Soal desain, ia membebaskan teman-temannya untuk berkreasi. Ia hanya mengarahkan proses pembuatannya saja. Hasil kreasi mereka pun boleh dibawa pulang. Dari situ, mereka pun senang sekali dan semakin semangat untuk membuat desain batik yang bagus. Untuk lini usaha batik ini, ia beri nama Mahkota Ponorogo. Kemudian Narwati mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran yang diselenggarakan dinas terkait. Dari event pameran itulah, Mahkota Ponorogo mulai dikenal banyak kalangan. Bahkan, pembelinya banyak pejabat daerah. Menariknya, banyak yang membeli hingga tiga produk sekaligus. Sering orang membeli batik dan kue kering, yang dimasukkan ke dalam tas plastik anyaman.
Narwati menginginkan tiga usaha yang ia kembangkan ini bisa lebih maju lagi. Namun setidaknya saat ini ia sudah lega karena berhasil mengajak teman-teman mantan TKW untuk berkreasi di kampung sendiri. Kini mereka sudah tak tertarik lagi bekerja di negeri orang.
reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/11/narwati-mantan-tkw-yang-sukses-menjadi.html
Beragam perhiasan cincin, gelang, dan kalung tertata di etalase toko. Perhiasan itu berwarna putih, berbahan baja putih yang oleh masyarakat setempat disebut monel. Selain perhiasan, di sana dipajang pula aneka kerajinan berbahan monel. Ada aksesori, alat pijat refleksi dan kerokan, penggaruk punggung, dan beragam lainnya. Pengunjung toko pun silih berganti berdatangan lalu memilih-milih barang yang diinginkannya. Pemandangan itulah yang terlihat sehari-hari di Seni Sakti Monel, Kawasan Kriyan, Jepara, Jawa Tengah. Dari arah jalan raya Kudus menuju pusat kota Jepara, Kriyan terletak di sebelah kiri jalan. Ada tugu penanda bertuliskan Sentra Industri Kerajinan Monel, Kriyan, Jepara. Di kanan-kiri jalan Kriyan, belasan ruang pajang monel menawarkan seni kriya khas daerah itu. Kerajinan itu sendiri sudah lama ada di sana dan merupakan warisan dari leluhur.
Melihat seni kerajinan monel di Kriyan, terbentang kesetiaan pada seni warisan leluhur yang diperlihatkan dan dikembangkan. Berkat kerja keras pengrajinnya, kini monel menjadi seni kerajinan yang meluas ke berbagai daerah lain. Menurut H. Abdur Rochim, pemilik gerai Sinar Sakti Monel, yang bangunannya paling megah di daerah itu, sudah sejak tahun 70-an pengrajin monel ada di desanya. Kala itu sebagian besar yang dibuat adalah cincin, baik cincin untuk lelaki maupun perempuan. Saat remaja, Abdur kerap mengambil beragam cincin dari pengrajin, kemudian menjajakannya ke berbagai kota. Masa sulit sempat ia lalui di awal perjalanannya. Dengan berjualan di kaki lima., awalnya ia memang perlu mengenalkan terlebih dahulu kerajinan monel itu seperti apa. Hingga lama-lama banyak yang menyukai. Dibandingkan perhiasan lain seperti emas dan perak, harga monel memang lebih murah. Meski begitu tak kalah menarik bila dipakai.
Berikutnya, selain cincin Abdur juga menjajakan beragam perhiasan dan produk monel yang lain, sampai akhirnya usahanya berkembang seperti sekarang. Perjalanan panjang yang dilakukan Abdur dan pengrajin yang lain, membuat daerah Kriyan terkenal di mana-mana. Orang kemudian mengenal Kriyan sebagai pusat kerajinan monel. Penggemar monel memang tak pernah sepi. Belakangan ini seiring dengan tren batu akik, yang paling dicari adalah cincin untuk tempat akik. Sebenarnya, sejak awal membuka toko Abdur juga sudah menjual batu akik. Tapi memang baru tahun-tahun belakangan ini batu akik menjadi booming. Ia menjualnya dengan beragam harga sesuai dengan kualitas batu. Mulai harga puluhan ribu sampai jutaan rupiah.
Selain cincin, produk monel lainnya juga tak pernah kehilangan pembeli. Bahkan banyak pula yang mengambil dengan jumlah besar, kemudian menjualnya lagi. Toko Seni Sakti Monel memang menjadi tempat kulakan orang yang ingin berdagang monel. Selain itu, banyak pula yang membeli satuan untuk dipakai sendiri. Usaha Abdur terus berkembang sampai sekarang ia memiliki 30-an pengrajin. Di Kriyan, Abdur sudah berhasil memiliki dua toko, selain itu ia juga mempunyai dua toko lagi di Mal Rawa Bening, Jakarta yang sudah lama terkenal sebagai pusat batu dan perhiasan. Cabang tokonya yang di Jakarta pun juga laris.
Abdur Rochim termasuk pengusaha senior dikawasan Kriyan, atau bisa dibilang salah satu perintis. Berkat keberhasilannya, Seni Sakti Monel sering digandeng untuk mengikuti pameran di berbagai tempat. Tapi sekarang ini, ia sedikit mengurangi mengikuti pameran karena ingin memberi kesempatan kepada pengrajin yang lain. Toh sebetulnya, ia mengaku cukup kerepotan bila mengikuti pameran, karena tenaga di tokonya jadi berkurang. Padahal pembeli tidak pernah sepi. Apalagi saat liburan, dari pagi sampai sore toko terus saja ramai. Banyak wisatawan yang berombongan mengunjungi Kriyan, dan Seni Sakti Monel menjadi tempat yang diburu karena tempatnya yang luas dan produknya pun lengkap. Banyak pengunjung yang berasal dari luar kota bahkan luar pulau. Sepulangnya dari sana, banyak pula yang memesan untuk dijual lagi. Dan Seni Sakti Monel secara rutin mengirimnya ke berbagai kota.
Meski sekarang muncul perhiasan berbahan titanium dari Cina, pasar monel tak pernah sepi. Monel tetap ada pasarnya, bahkan ketika banyak orang mengatakan situasi ekonomi sedang sulit, perhiasan monel tetap dicari terutama cincin dan gelang. Mungkin karena harganya relatif lebih murah dibandingkan perhiasan lain. Sebuah cincin monel atau gelang, harganya hanya puluhan ribu. Dengan harga yang relatif murah, orang pun masih tetap bisa bergaya.
Tak jauh dari Sinar Sakti Monel, ada pula toko Wijaya Monel yang didirikan Ali, rekan segenerasi Abdur Rochim. Ali juga menjadi saksi sejarah perkembangan monel. Ia bercerita, dulu pengrajin membuat kerajinan monel dengan cara ditempa, mirip pekerjaan yang dilakukan pandai besi. Setelah listrik masuk desa di tahun 1978, barulah pengrajin membuat dengan dibantu dinamo. Pekerjaan memang jadi lebih mudah, tapi tetap butuh ketekunan. Sampai sekarang monel tidak bisa dibuat dengan cara dicetak karena bahannya termasuk jenis baja yang paling keras, jadi masih harus menggunakan tenaga manusia. Ini pula yang menyebabkan monel tak bisa diproduksi lebih massal.
Dikisahkan Ali, usaha yang dimilikinya ini sebenarnya merupakan warisan dari orangtuanya. Semasa masih remaja, ia kerap ikut ayahnya berjualan cincin monel. Salah satu sasaran sang ayah adalah acara Grebek di Solo yang bisa berlangsung beberapa hari. Di sana ayahnya berjualan bersanding dengan orang Pacitan yang berjualan batu akik, jadi ayah Ali yang menyediakan wadahnya. Selama berhari-hari ayahnya berjualan di Solo, dan menginap bareng dengan penjual batu akik dari Pacitan itu. Pada hari-hari biasa, sang ayah berjualan di Jakarta. Ali pernah mengikuti jejak ayahnya dengan menjajakan monel sampai ke kota-kota di Jawa Timur. Kala itu, ia membawa monel dan emas. Ali memang pernah pula menjadi pengrajin emas. Tapi dalam setahun, ia hanya bekerja membuat perhiasan emas selama empat bulan. Saat itu emas termasuk barang mewah. Hanya orang kaya yang sanggup membelinya. Nah, saat tidak bekerja itulah, Ali keliling berjualan emas, perak, dan monel.
Menurut Ali, masa itu tak mudah menjual perhiasan. Saat menawarkan barang, ia bahkan seperti pengemis. Banyak tauke yang menolak. Ia pun mesti sabar menyakinkan mereka bahwa perhiasan yang ia bawa punya kualitas bagus. Setelah barang yang ia bawa disukai orang, barulah para tauke itu mau percaya. Sempat beberapa kali alih usaha, baru pada tahun 2000 silam Ali kembali konsentrasi menjalankan usaha monel. Ia pernah berjualan di arena pertandingan liga sepakbola. Ternyata, beberapa pemain bola ada yang menyukai cincin monelnya. Saat pemain bola ini bertanding ke luar negeri, hasil karyanya ini juga ikut dikenal warga asing. Tanpa diduga, tiba-tiba ada orang asing yang datang ke tokonya, dan memintanya untuk mengirim kerajinan monel ke negaranya. Permintaan pasar di luar negeri ternyata cukup besar, sayangnya Ali yang memiliki 10 pengrajin ini, tidak sanggup memenuhi semuanya.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal pun, Ali sering kewalahan. Kendalanya memang di proses produksi karena pengerjaannya masih manual memakai tangan. Kerajinan monel belum bisa diproduksi massal karena terbatasnya kemampuan tenaga kerja. Ali menambahkan, Kriyan sebagai pusat monel kini juga sudah menjadi tujuan wisatawan. Bahkan ada pengrajin monel yang menjalin kerja sama dengan pengelola tempat wisata air di Jepara. Kunjungan wisatawan yang datang ke sana itu lalu dikemas satu paket dengan toko kerajinan monel yang ada di Kriyan. Pengunjung datang ke sana dengan menggunakan transportasi kereta api mini. Kini, kawasan Kriyan pun selalu ramai.
reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/10/mengintip-industri-kerajinan-monel-di.html
Bila iya, pasti anda sering memperhatikan halaman pekarangan di rumah anda tersebut. Apalagi jika halaman pekarangan anda cukup luas, sehingga banyak yang bisa dilakukan di halaman rumah anda tersebut. Mulai dari duduk-duduk santai, sampai mengadakan pesta kebun.
Kerajinan Tangan Dari Bahan Bekas
Sebagian orang akan mengisi pekarangan rumahnya dengan aneka tanaman. Ada yang menanam aneka tanaman obat, tanaman penyejuk, ataupun tanaman hias beraneka rupa. Namun tidak sedikit pula yang membiarkan halaman rumahnya tanpa sentuhan dekorasi apapun. Mungkin anda adalah salah satunya.
Bisa jadi anda mungkin mengalami kebingungan untuk mendekorasi halaman anda karena anda tidak memiliki ide. Atau anda tidak tahu bagaimana menambah hiasan pekarangan anda.
Kerajinan Tangan Dari Bahan Bekas, Lentera Kaleng
Kerajinan Tangan Dari Bahan Bekas, Membuat Lentera Kaleng Bekas
Cara membuat kerajinan tangan dari bahan bekas, Lentera Kaleng :
**Cara membuatnya silahkan dibacadi sini
VIDEO
Video Cara Membuat Lentera Kaleng Dari Bahan BekasKerajinan Tangan Dari Bahan Bekas, Lentera Kaleng.
**Kerajinan tangan lainnya....
**sumber: growcreative.blogspot.com
**Vas Dari Kaleng Bekas
Incoming search terms :
cara membuat kerajinan tangan dari barang bekas, kerajinan dari bahan bekas, contoh kerajinan tangan dari barang bekas, cara membuat kerajinan tangan dari koran bekas, membuat kerajinan tangan dari barang bekas, cara membuat kerajinan tangan dari bahan bekas, cara membuat tempat pensil dari barang bekas, cara membuat kerajinan tangan dari kertas bekas, cara membuat kerajinan tangan dari kardus bekas, kerajinan tangan dari bahan bekasreff : http://citizen69.blogspot.com/2015/06/kerajinan-tangan-dari-bahan-bekas.html
Cara membuat kerajinan tangan bungkus kado dari botol plastik bekas, membungkus sebuah kado atau bingkisan dengan kertas warna warni atau yang biasa disebut dengan kertas kado memang sudah menjadi hal yang lumrah yang biasa dikerjakan oleh masyarakat pada umumnya. Namun pernahkah anda berfikir untuk membungkus menggunakan limbah anorganik seperti botol bekas? memang terdengar aneh jika belum melihatnya secara langsung, namun jika anda mencoba mempraktekkannya mungkin bisa menjadi inspirasi anda dalam membuat kerajinan tangan dari botol bekas. Tanpa perlu panjang lebar silakan anda ikuti tutorial membuat kerajinan tangan bungkus kado dari botol platik bekas berikut ini.
bahan
- botol plastik bekas
- gunting atau pisau
- pita
Cara membuat kerajinan tangan bungkus kado dari botol plastik bekas
- potong botol plastik bekas dengan ketinggian sesuai kebutuhan.
- perhatikan agar bentuk potongan dari semua sisi - sisi botol plastik bekas mempunyai ukuran yang sama
- masukkan isi bingkisan ke dalam botol bekas yang sudah anda bentuk atau potong tadi
- lipatlah ujung botol ke arah dalam hingga semua sisi bertemu
- agar lipatan ujung botol tidak terlepas lilit dengan pita warna warni
- selesai
Mudah bukan? :)
Demikianlah tutorial membuat kerajinan tangan bungkus kado dari botol plastik bekas yang dapa kami berikan. Untuk yang suka berkreasi soba juga membuat kerajinan tangan tempat pensil dari botol bekas. Semoga dapat menjadikan manfaat bagi anda. terima kasih sudah berkunjung ke blognya Deny's
reff : http://denys-fajar.blogspot.com/2014/10/kerajinan-tangan-bungkus-kado-dari.html