Meski mengenyam sebagian besar pendidikan formal di Amerika Serikat, Agatha Belinda Simanjuntak tetap memiliki hasrat yang besar terhadap seni dan tradisi Indonesia. Saat ini ia sedang serius memperkenalkan hair jewelry khas Sumba nan anggun kepada dunia dengan mendirikan James and Daughter (JaD).
JaD merupakan produk hair jewelry yang memang terinspirasi dari tusuk rambut tradisional Sumba. Awanya, Agatha mendapat inspirasi memulai JaD di tahun 2009. Saat itu, bersama sang suami, JP Ellis, ia sedang menikmati masa bulan madu dengan berjalan-jalan ke tanah Sumba. Di sana ia melihat penduduk setempat banyak yang mengenakan aksesori rambut yang menurutnya sangat anggun. Aksesori itu terbuat dari tanduk kerbau dan diukir dengan tangan. Meski nampak sederhana dan polos, namun baginya aksesori itu sangat cantik.
Dari inspirasi itulah, akhirnya ia berpikir untuk membuat produk hair jewelry yang lebih high-end. Bahan tanduk kerbau yang digunakan melalui proses pemahatan dan pemolesan yang serius hingga hasilnya lebih mengkilap, kemudian dihias dengan perhiasan perak dan emas 18 karat. Selain itu Agatha juga menambahkan bebatuan permata seperti berlian, emerald, dan rubi. Produk itu kemudian ia pasarkan di Amerika Serikat.
Ia mulai memasarkan produk JaD di New York dengan menawarkannya dari pintu ke pintu. Untungnya sang suami dulunya mengenyam pendidikan di New York hingga sudah tahu banyak soal kota itu. Dengan membawa peta kota New York yang dibawanya sejak turun dari pesawat, mereka memasuki setiap toko perhiasan yang ditemui untuk menawarkan produk JaD.
Beruntung, kebanyakan pemilik toko yang ditemui menerima mereka dengan hangat, dan memberikan komentar soal produk mereka yang dikerjakan dengan bagus dan halus. Kendalanya hanyalah, bahwa saat itu hair jewelry juga merupakan konsep yang baru bagi industri perhiasan di Amerika Serikat. Umumnya, masyarakat di sana lebih akrab dengan hair accessories yang biasanya terbuat dari plastik dan dibuat pabrikan. Maka, toko-toko perhiasan itu pun juga bingung mau menempatkan produk JaD di mana.
Terlebih untuk toko-toko yang berskala besar, mereka mempunyai birokrasi yang biasanya mengatur sangat ketat tentang spesifikasi produk. Oleh karena itulah, Agatha bersama sang suami lebih memilih memarkan produknya ke beberapa butik perhiasan yang lebih kecil dan longgar peraturannya.
Saat ini, sudah ada beberapa butik di Amerika Serikat yang menjual produk-produk JaD. Bahkan produk JaD sempat pula di-review oleh majalah gaya hidup Conde Nast Traveler US Edition. Di majalah itu juga diperagakan cara mengenakan tusuk rambut JaD dengan elegan. Terbitnya artikel itu pun mampu menaikkan penjualan JaD, karena orang jadi semakin tahu cara memakainya.
Nama James and Daughter sengaja dipilih Agatha sebagai bentuk penghormatan kepada ayahnya, James Simanjuntak. Sebagai anak bungsu, Agatha memang sangat dekat dengan ayahnya. Baginya, sang ayah adalah inspirasi hidupnya sekaligus orang yang sangat istimewa. Ayahnya adalah orang pertama dari kampungnya yang mendapat beasiswa untuk menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB). Lulus dari ITB, Ayahnya sukses bekerja di Departemen Perindustrian. Ayahnya juga seseorang yang sangat bangga akan Indonesia dan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Kepribadian itulah yang sangat menginspirasi Agatha.
Agatha yang lahir di Surabaya, 4 Februari 1976, sempat mengenyam pendidikan di Jakarta. Namun pada saat kelas 3 SMP ia pindak ke Amerika Serkat, hingga kemudian berkuliah di California Institute of the Arts mengambil jurusan Character Animation. Setelah itu, ia melanjutkan lagi kuliah di Fashion Institute of Design and Merchandising.
Selama beberapa waktu ia pernah bekerja sebagai fashion stylist di berbagai media di Amerika Serikat. Kembali ke Indonesia, ia pun melanjutkan kariernya sebagai fashion stylist untuk sebuah majalah gaya hidup selama setahun. Setelah itu ia pindah ke Bali dan bekerja di John Hardy, salah satu perusahaan perhiasan terbesar di Indonesia. Di situlah ia dan JP Ellis bertemu, hingga kemudian menikah.
Meski lama tinggal di luar negeri, ternyata tak membuat Agatha lupa dengan tradisi Indonesia. Justru malah kebalikannya. Buatnya, lantaran berada di luar Indonesia, ia jadi semakin bisa melihat kekayaan tradisi Indonesia dari perspektif orang luar. Apalagi sejak kecil, orang tuanya selalu menunjukkan kecintaan mereka kepada seni tradisional Indonesia. Sang Ibu misalnya, gemar mengoleksi kain ulos dan batik. Selain itu ibunya juga sangat suka barang-barang antik. Jadi sejak kecil ia sudah terbiasa menganggap koleksi ibunya sebagai sesuatu yang indah dan berharga.
Bahkan rasa cinta terhadap tradisi Indonesia mampu ditularkannya kepada sang suami. Setiap merencanakan liburan, suaminya lebih senang pergi ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka pun lebih senang menjelajah ke Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Kalimantan, dan Yogyakarta daripada menikmati liburan ke Bangkok atau Singapura. Suatu saat nanti, Agatha pun ingin mengambil budaya Dayak atau suku lain sebagai inspirasi desain produk-produk JaD. Karena memang masih banyak kebudayaan Indonesia yang bisa dieksplorasi.
Di setiap keeping produk JaD yang dihasilkan, Agatha memang selalu ingin ada misi melestarikan kebudayaan Indonesia. Beberapa desain JaD memang berdasarkan tusuk rambut asli Sumba, tapi beberapa lainnya benar-benar original, kendati inspirasinya tetap dari kebudayaan Sumba. Seperti dari ikat, rumah, totem dan lain-lain. Melalui JaD Agatha pun mencoba melestarikan seni mengukir itu sendiri. Apalagi saat ini sudah jarang sekali anak-anak muda yang menguasai seni ukir.
Di Indonesia keberadaan perajin ukir memang sudah mulai berkurang lantaran anak-anak mudanya lebih suka bekerja di pabrik atau toko. Ada perasaan takut di hati Agatha jikalau seni ukir ini lama kelamaan akan hilang. Terlebih, pemerintah juga sepertinya sangat kesulitan mendukung dan menjaga keberadaan para seniman ukir itu.
Namun Agatha menyadari bahwasanya James and Daughter hanyalah sebuah perusahaan perhiasan kecil yang tidak mungkin bisa melakukan pemberdayaan secara besar terhadap keberadaan seni ukir. Namun paling tidak, yang bisa dilakukannya adalah dengan memperkenalkan perhiasan rambut yang cantik, chic, dan kaya akan budaya Indonesia untuk dihargai oleh wanita dari seluruh dunia.
Agatha pun juga berencana memasarkan produk JaD di Indonesia. Tapi kebanyakan orang Indonesia sering mengira, jika sebuah produk dibuat di dalam negeri, maka harganya akan murah. Sementara JaD adalah produk perhiasan high-end yang sama sekali tidak murah. Baginya, nilai dari setiap produk-produk JaD sangatlah mahal. Bukan saja karena seluruh produk dipahat dan diukir dengan tangan, tapi juga dipasangi perak, emas, dan batu permata.
Untuk membuat satu keping tusuk rambut JaD dari tanduk yang diambil dari kerbau yang sudah mati, butuh waktu sampai 3 hari. Perajin yang membuatnya pun berasal dari Bali dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh Agatha. Mereka membuat seluruh produk itu dengan sepenuh hati dan sepenuh cinta.
Di Amerika Serikat, Agatha menjual produk JaD dengan kisaran harga 400-1000 dolar AS. Dengan penjualan yang terus meningkat, ia pun berharap akan ada banyak kesempatan untuk melakukan ekspansi.
Contact JaD : http://www.jamesanddaughter.com/
amura courier : layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867
reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/10/agatha-simanjuntak-ellis-pemilik-james.html
Sejarah Origami Seni Melipat Kertas Dari Jepang. Periode Heian (794-1183). Jepang menutup pintu bagi orang asing dan sangat dikhususkan untuk bekerja dengan semua pengetahuan, ketika itu istirahat hubungannya dengan Cina. Pada saat ini peristiwa budaya bertanggung jawab untuk pengiring pengantin, sangat halus, dan tokoh-tokoh pertama kertas dilipat kembali ke waktu itu, tidak ada bukti untuk menetapkan bahwa inspirasi tersebut berasal dari Cina.
Sekitar tahun 1000, Murasahi Shikibu, menulis "Kisah Pangeran Genji," menyebutkan dia dalam jenis megah kertas yang ditulis surat cinta, puisi, menggambarkan bentuk yang luar biasa, signifikan dan halus bahwa mereka dilipat. Mungkin ini adalah tes pertama origami, seperti dalam surat itu penting tidak hanya isinya, menulis, pilihan kertas, tetapi juga bentuk lipat, karena dipilih oleh kebetulan atau sesuai dengan konten. Sementara itu adalah deskripsi biasa, yang kasih surat dan kartu, kita bisa mengatakan bahwa mungkin memiliki asal-usul agama. Contoh adalah Orikata, ditransmisikan dari generasi ke generasi dalam kelas pendeta Shinto.
Alasan dan cara untuk menempatkan kaset, menurut teknik ini memiliki makna simbolis upacara keagamaan dan ibadah, contoh dari "kupu-kupu" (mungkin flip tertua), yang masih banyak cara lipatan, ini digunakan dalam pernikahan Shinto, ada laki-laki dan perempuan dan kupu-kupu tertutup 2 botol sake, selama upacara pemersatu isi 2 botol dalam satu cangkir, menawarkan kepada pengantin sebagai simbol cinta abadi.
Periode Kamakura (1183-1333). Tokoh lain yang masih tetap dilipat artinya, adalah noshis, periode pemerintahan militer, agama, keberuntungan melambangkan prajurit, yang ditawarkan di kuil-kuil. Menurut Yoshizawa master, (artikel yang diterbitkan dalam The Origami ",, vol.3 1963), mengatakan bahwa sampai periode Muromachi (1333-1573)" Hanya kaum bangsawan atau sangat kaya bisa memiliki sarana untuk menghibur dengan origami ".
Pada abad keempat belas, ada orang lain yang disajikan horoskop dilipat, mengandung doa, wujudnya dalam zig-zag, "Go-Hei" dan lain-lain diikat, dalam hal ini "simpul pentagonal."
Pada akhir periode Muromachi, origami adalah populer, diajarkan dari generasi ke generasi, dari ibu ke anak.
Periode Edo (1614-1868). Pada abad kedelapan belas, di mana Zen Buddhisme, sebagai agama rakyat punya dampak pada kehidupan spiritual dan budaya, saat kerajinan berkembang. Sekolah muncul etiket sosial, mengajarkan upacara minum teh, ide Zen berdasarkan posisi pada bunga, Ikebana, puisi, surat membawa, kartu, dll, dan mengajar seni melipat skrip ini, melakukan noshis.
Pada 1639, Jepang menutup pintu kembali ke Barat sampai 1854, mencapai keindahan artistik. Dia menulis drama untuk teater Kabuki, bekerja kaya dan populer untuk teater boneka, karya populer yang disukai adalah "Chushingura", dan tampaknya para penggemar tokoh wayang lipat. Pada 1797, representasi origami terjadi dengan munculnya "Chushingura Orikata", diyakini bahwa pengarangnya adalah seorang imam, terlipat angka untuk pekerjaan, adalah bentuk pertama dengan instruksi tertulis, pada tahun yang sama dan sama imam, menulis "Sembarazu Orikata" pada crane dilipat di 1000 bentuk. Antara 1845 dan 1850, muncul koleksi paling penting dari dilipat "Kan tidak ada Mado", mungkin penulis adalah Katsuyuki Adachi.
Melompat ke depan dalam waktu, pendidik Jerman Froebel, menggabungkan teknik-teknik origami dalam mengajar di TK, ini dipengaruhi Barat, seorang guru yang tidak meninggalkan geometers, yang melihat kertas dilipat mereka dan mempertimbangkan menggabungkan dalam pengajaran geometri.
Kitab Hindu Row Sundara, "melakukan latihan Geometri dalam pelipatan kertas", 1893, menjadi perjanjian yang komprehensif dari geometri Euclidean, ini membuat matematikawan memberikan pentingnya mereka untuk pengajaran itu, dan tahu ini berbeda karya penulis yang berbeda: Steven Barr, Kodi Husimi, Jacques Justin ("Pliage et mathmatiques"), Arthur Stone, antara lain. Sementara Rey Pendeta dan Unamuno, disebutkan teknik simpul pentagonal sebagai melamar segilima.
Selama bertahun-tahun 1950-1960, ada guru yang hebat, menciptakan bentuk-bentuk baru dari origami modern, Isao Honda, Akira Yoshizawa, dan banyak penggemar dengan kebutuhan untuk bersatu dan membuat origami. Yang pertama untuk melihat kebutuhan seperti itu Lillian Oppenheimer, Dr Vicente Solorzano Sagredo, (pendiri, pada tahun 1954, ditutup pada tahun 1961 Museum origami di Argentina), Ligia Montoya (Argentina), Adolfo Cerceda (Argentina), Vicente Palacios, Montroll, Nakano, N. Elias dan banyak lainnya, bahwa dengan memberikan lebih penting untuk melipat, angka-angka memberikan kemungkinan untuk dipelajari dan ditafsirkan, selalu tidak peduli ukuran, tapi dengan kesempurnaan yang sama.
Dr Starr, seorang profesor di Universitas Chicago, tinggal di Jepang selama Perang Dunia I, yang dikenal untuk origami dan publikasi yang sama, kata mereka, menemukan sebuah rumah di artikel lama dan naskah milik volume besar Ensiklopedi ditarik kembali, yang asli tidak ditemukan di Jepang, dan Starr ditemukan kembali pada tahun 1960, publikasi ini ditafsirkan dan dibahas oleh Julia dan Martin Brossman.
Para Kan ada model Mado benar-benar menarik, kupu-kupu pria dan wanita, berbagai noshis dilipat, capung, katak (kembalinya cinta dan sukses dalam profesi) dan monyet itu, tapi sebagian besar berisi sosok manusia, menari badut, tempur di pasir, indikasi lipat untuk dummies, Kaisar, Permaisuri, pengiring pengantin, dan lain-lain. Naskah ini telah membusuk untuk liburan membuat gadis boneka festival (yang diadakan pada tanggal 3 Maret), upacara penyucian, dimana semua kotoran yang ditransmisikan ke boneka kertas dan kemudian dilemparkan ke sungai. Juga untuk festival pemuda (5 Mei), dimana layang-layang dilepaskan ke dalam, tenda kertas udara (melambangkan keuletan, ketekunan, martabat, umur panjang), Pesta cherry blossom (cinta dan prajurit) dari Plum (untuk keadilan, harapan), yang magang, bunga teratai (kemurnian), Crane (burung kekaisaran simbol kehidupan 1000 tahun), kura-kura (alegori, panjang umur, 10000 tahun), antara lain.
Kemanusiaan selalu diberikan banyak materi mereka melipat dalam bentuk estetika, contoh ini: alang-alang memutar, pakaian Yunani kuno, dan serbet lipat di Eropa termasuk bentuk yang nantinya akan ditunjuk sebagai "basis" dan masih kertas tidak dikenal. Contoh klasik adalah zig-zag, lipatan datar, blintz dan pompa air. Referensi tersebut dibuat dalam kitab Giegher Mattia, "delle Pliegatture Tratatto", Padua 1639, di mana mereka basis ditampilkan untuk awal bagaimana cara melipat serbet.
Menurut Robert Harbin di "Sihir Kertas, seni melipat kertas" bukunya (Kertas Magic, Seni Kertas-lipat), London 1965 (7TA Edition), antara 1704 dan 1739, muncul buku instruksi, tapi tentu dokumen yang lebih besar adalah munculnya buku instruksi 1797, yang umumnya disebut basis dilipat.
Pada tahun 1853, mereka dikenal di Eropa sebagai burung dasar dan basis katak. Publikasi pertama yang menyadari hal ini, adalah majalah Inggris "Kertas Anak Sendiri", Vol VIII, 1886, di mana mereka menerbitkan instruksi awal. Namun, seperti pada tahun 1952, mulai muncul grafik, membedakan lipatan di lembah gunung dan menemukan Yoshizawa, pada saat yang sama, Randlett dan Harbin, menganalisis lipat dan mulai menunjuk dan membedakan. Hanya kemudian, mulai gagasan "dasar" sebagai suatu prinsip untuk pelaksanaan lipatan dan awal dari kebutuhan untuk menyatukan ide-ide dalam nama yang berbeda dari lipatan: lembah, gunung, langkah, telinga kelinci, kelopak hancur dan tenggelam , layang-layang, pompa air, burung awal dan katak.
Sekitar tahun 1000, Murasahi Shikibu, menulis "Kisah Pangeran Genji," menyebutkan dia dalam jenis megah kertas yang ditulis surat cinta, puisi, menggambarkan bentuk yang luar biasa, signifikan dan halus bahwa mereka dilipat. Mungkin ini adalah tes pertama origami, seperti dalam surat itu penting tidak hanya isinya, menulis, pilihan kertas, tetapi juga bentuk lipat, karena dipilih oleh kebetulan atau sesuai dengan konten. Sementara itu adalah deskripsi biasa, yang kasih surat dan kartu, kita bisa mengatakan bahwa mungkin memiliki asal-usul agama. Contoh adalah Orikata, ditransmisikan dari generasi ke generasi dalam kelas pendeta Shinto.
Alasan dan cara untuk menempatkan kaset, menurut teknik ini memiliki makna simbolis upacara keagamaan dan ibadah, contoh dari "kupu-kupu" (mungkin flip tertua), yang masih banyak cara lipatan, ini digunakan dalam pernikahan Shinto, ada laki-laki dan perempuan dan kupu-kupu tertutup 2 botol sake, selama upacara pemersatu isi 2 botol dalam satu cangkir, menawarkan kepada pengantin sebagai simbol cinta abadi.
Periode Kamakura (1183-1333). Tokoh lain yang masih tetap dilipat artinya, adalah noshis, periode pemerintahan militer, agama, keberuntungan melambangkan prajurit, yang ditawarkan di kuil-kuil. Menurut Yoshizawa master, (artikel yang diterbitkan dalam The Origami ",, vol.3 1963), mengatakan bahwa sampai periode Muromachi (1333-1573)" Hanya kaum bangsawan atau sangat kaya bisa memiliki sarana untuk menghibur dengan origami ".
Pada abad keempat belas, ada orang lain yang disajikan horoskop dilipat, mengandung doa, wujudnya dalam zig-zag, "Go-Hei" dan lain-lain diikat, dalam hal ini "simpul pentagonal."
Pada akhir periode Muromachi, origami adalah populer, diajarkan dari generasi ke generasi, dari ibu ke anak.
Periode Edo (1614-1868). Pada abad kedelapan belas, di mana Zen Buddhisme, sebagai agama rakyat punya dampak pada kehidupan spiritual dan budaya, saat kerajinan berkembang. Sekolah muncul etiket sosial, mengajarkan upacara minum teh, ide Zen berdasarkan posisi pada bunga, Ikebana, puisi, surat membawa, kartu, dll, dan mengajar seni melipat skrip ini, melakukan noshis.
Pada 1639, Jepang menutup pintu kembali ke Barat sampai 1854, mencapai keindahan artistik. Dia menulis drama untuk teater Kabuki, bekerja kaya dan populer untuk teater boneka, karya populer yang disukai adalah "Chushingura", dan tampaknya para penggemar tokoh wayang lipat. Pada 1797, representasi origami terjadi dengan munculnya "Chushingura Orikata", diyakini bahwa pengarangnya adalah seorang imam, terlipat angka untuk pekerjaan, adalah bentuk pertama dengan instruksi tertulis, pada tahun yang sama dan sama imam, menulis "Sembarazu Orikata" pada crane dilipat di 1000 bentuk. Antara 1845 dan 1850, muncul koleksi paling penting dari dilipat "Kan tidak ada Mado", mungkin penulis adalah Katsuyuki Adachi.
Melompat ke depan dalam waktu, pendidik Jerman Froebel, menggabungkan teknik-teknik origami dalam mengajar di TK, ini dipengaruhi Barat, seorang guru yang tidak meninggalkan geometers, yang melihat kertas dilipat mereka dan mempertimbangkan menggabungkan dalam pengajaran geometri.
Kitab Hindu Row Sundara, "melakukan latihan Geometri dalam pelipatan kertas", 1893, menjadi perjanjian yang komprehensif dari geometri Euclidean, ini membuat matematikawan memberikan pentingnya mereka untuk pengajaran itu, dan tahu ini berbeda karya penulis yang berbeda: Steven Barr, Kodi Husimi, Jacques Justin ("Pliage et mathmatiques"), Arthur Stone, antara lain. Sementara Rey Pendeta dan Unamuno, disebutkan teknik simpul pentagonal sebagai melamar segilima.
Selama bertahun-tahun 1950-1960, ada guru yang hebat, menciptakan bentuk-bentuk baru dari origami modern, Isao Honda, Akira Yoshizawa, dan banyak penggemar dengan kebutuhan untuk bersatu dan membuat origami. Yang pertama untuk melihat kebutuhan seperti itu Lillian Oppenheimer, Dr Vicente Solorzano Sagredo, (pendiri, pada tahun 1954, ditutup pada tahun 1961 Museum origami di Argentina), Ligia Montoya (Argentina), Adolfo Cerceda (Argentina), Vicente Palacios, Montroll, Nakano, N. Elias dan banyak lainnya, bahwa dengan memberikan lebih penting untuk melipat, angka-angka memberikan kemungkinan untuk dipelajari dan ditafsirkan, selalu tidak peduli ukuran, tapi dengan kesempurnaan yang sama.
Dr Starr, seorang profesor di Universitas Chicago, tinggal di Jepang selama Perang Dunia I, yang dikenal untuk origami dan publikasi yang sama, kata mereka, menemukan sebuah rumah di artikel lama dan naskah milik volume besar Ensiklopedi ditarik kembali, yang asli tidak ditemukan di Jepang, dan Starr ditemukan kembali pada tahun 1960, publikasi ini ditafsirkan dan dibahas oleh Julia dan Martin Brossman.
Para Kan ada model Mado benar-benar menarik, kupu-kupu pria dan wanita, berbagai noshis dilipat, capung, katak (kembalinya cinta dan sukses dalam profesi) dan monyet itu, tapi sebagian besar berisi sosok manusia, menari badut, tempur di pasir, indikasi lipat untuk dummies, Kaisar, Permaisuri, pengiring pengantin, dan lain-lain. Naskah ini telah membusuk untuk liburan membuat gadis boneka festival (yang diadakan pada tanggal 3 Maret), upacara penyucian, dimana semua kotoran yang ditransmisikan ke boneka kertas dan kemudian dilemparkan ke sungai. Juga untuk festival pemuda (5 Mei), dimana layang-layang dilepaskan ke dalam, tenda kertas udara (melambangkan keuletan, ketekunan, martabat, umur panjang), Pesta cherry blossom (cinta dan prajurit) dari Plum (untuk keadilan, harapan), yang magang, bunga teratai (kemurnian), Crane (burung kekaisaran simbol kehidupan 1000 tahun), kura-kura (alegori, panjang umur, 10000 tahun), antara lain.
Kemanusiaan selalu diberikan banyak materi mereka melipat dalam bentuk estetika, contoh ini: alang-alang memutar, pakaian Yunani kuno, dan serbet lipat di Eropa termasuk bentuk yang nantinya akan ditunjuk sebagai "basis" dan masih kertas tidak dikenal. Contoh klasik adalah zig-zag, lipatan datar, blintz dan pompa air. Referensi tersebut dibuat dalam kitab Giegher Mattia, "delle Pliegatture Tratatto", Padua 1639, di mana mereka basis ditampilkan untuk awal bagaimana cara melipat serbet.
Menurut Robert Harbin di "Sihir Kertas, seni melipat kertas" bukunya (Kertas Magic, Seni Kertas-lipat), London 1965 (7TA Edition), antara 1704 dan 1739, muncul buku instruksi, tapi tentu dokumen yang lebih besar adalah munculnya buku instruksi 1797, yang umumnya disebut basis dilipat.
Pada tahun 1853, mereka dikenal di Eropa sebagai burung dasar dan basis katak. Publikasi pertama yang menyadari hal ini, adalah majalah Inggris "Kertas Anak Sendiri", Vol VIII, 1886, di mana mereka menerbitkan instruksi awal. Namun, seperti pada tahun 1952, mulai muncul grafik, membedakan lipatan di lembah gunung dan menemukan Yoshizawa, pada saat yang sama, Randlett dan Harbin, menganalisis lipat dan mulai menunjuk dan membedakan. Hanya kemudian, mulai gagasan "dasar" sebagai suatu prinsip untuk pelaksanaan lipatan dan awal dari kebutuhan untuk menyatukan ide-ide dalam nama yang berbeda dari lipatan: lembah, gunung, langkah, telinga kelinci, kelopak hancur dan tenggelam , layang-layang, pompa air, burung awal dan katak.
reff : http://senimelipat.blogspot.com/2011/10/sejarah-origami-seni-melipat-kertas.html
Cara Membuat Kerajinan Tangan Sederhana
Kali ini kita akan mengajak si kecil untuk bersama membuat Ayam Kalkun sederhana dari bahan yang seadanya.
Berkreasi tidak harus dengan bahan yang mahal dan bagus. Barang bekas bisa juga kita pakai untuk berkreasi. Dan acara bermain dengan anak-anak tidak harus di tempat wisata atau di tempat bermain yang berbayar dan juga mahal.
Bermain bersama si kecil juga bisa dilakukan di rumah, dengan cara yang sederhana dan murah meriah. Ini salah satunya, yaitu bermain sambil berkreasi membuat kerajinan tangan dari barang bekas yang sangat sederhana. Dan yang paling penting kita bisa melibatkan semua anggota keluarga di sini.
Bahan yang diperluhan yaitu sejumlah piring kertas, lalu karton bekas tissue gulung, lem, gunting, dan juga cat air atau pewarna lainnya.
Cara Membuat Kerajinan Tangan Sederhana, Ayam Dari Piring Kertas
Cara Membuat Kerajinan Tangan Sederhana Dari Kertas
Cara Membuat Kerajinan Tangan Sederhana, Ayam Dari Piring Kertas :
**Cara membuatnya silahkan dibacadi sini
**Contoh Kerajinan Tangan Unik
Cara Membuat Kerajinan Tangan Sederhana, Ayam Dari Piring Kertas.
**Kerajinan tangan lainnya....
Incoming search terms :
cara membuat kerajinan tangan, cara membuat kerajinan tangan koran, cara membuat kerajinan tangan unik, cara membuat kerajinan tangan dari barang bekas, cara membuat kerajinan tangan dari kertas, cara membuat kerajinan tangan kertas souvenir, cara membuat kerajinan tangan dari botol bekas, cara membuat kerajinan tangan dari kain flanel, tips membuat kerajinan tangan sederhana, cara membuat kerajinan tangan sederhanareff : http://citizen69.blogspot.com/2015/06/cara-membuat-kerajinan-tangan-sederhana.html
Beneran tadinya aku gak percaya,, yang pake CD lah yang pake Kaleng lah, tapi setelah di coba emang naik ,, tapi aku mah cenderung ke CD nya, Modemnya di masukan di lobang CD nya jadi tegak,, trus CD dan modem yang posisinya udah kayak antena parabola di arahin ke arah BTS,, dan emang naik sekitar 2 bar,, pas aku puter arahnya ke tempat lain trus jadi turun lagi,, wah berarti memang ngaruhnya gede kan,, tapi untuk yang di tarohin kaleng aku malah belum bisa melihat perbedaannya antara di kasih kaleng ama enggak,,
Soal teori,,
teori antena itu kalau gak salah Kecepatan cahaya di bagi Frekwensi,, jadi kan gini kata yang empunya teori,, namanya Om yagi,, dia penjual kerupuk di daerah cililitan,, Signal telkomsel (900mhz) itu loncat loncat kayak katak sebanyak 900juta kali perdetik,, sedangkan cahaya itu kecepatannya 300km/detik,, jadi satu kali loncat signal itu menempuh jarak 300.000.000 / 900.000.000= 3/9= 0,3 meter = 30cm.
Nah Antena model kaya gini modem yang di tegakan di atas CD itu mirip ama antena monopole design (itu berdasarkan keterangan dari koran yang aku jadiin alas duduk waktu solah idul fitri) antena jenis ini terdiri dari satu plat datar sebagai grounding, dan 1 kawat tegak yang panjangnya=1/4 dari panjang gelombang atau jarak loncatan katak di atas,, jadi itungannya 30/4 = 7 cm,, nah kenapa ini berpengaruh pada CD ya karena panjang modem kan rata rata segitu,,, 7 cm,, makanya begitu di tegakan di atas CD maka itu sama persis designnya dengan antena tipe monopole design.
hehehe.. gimana,tertarik untuk mencobanya.... ?
src :
reff : http://becreativeina.blogspot.com/2012/10/atena-modem-dari-bekas-cd.html
Soal teori,,
teori antena itu kalau gak salah Kecepatan cahaya di bagi Frekwensi,, jadi kan gini kata yang empunya teori,, namanya Om yagi,, dia penjual kerupuk di daerah cililitan,, Signal telkomsel (900mhz) itu loncat loncat kayak katak sebanyak 900juta kali perdetik,, sedangkan cahaya itu kecepatannya 300km/detik,, jadi satu kali loncat signal itu menempuh jarak 300.000.000 / 900.000.000= 3/9= 0,3 meter = 30cm.
Nah Antena model kaya gini modem yang di tegakan di atas CD itu mirip ama antena monopole design (itu berdasarkan keterangan dari koran yang aku jadiin alas duduk waktu solah idul fitri) antena jenis ini terdiri dari satu plat datar sebagai grounding, dan 1 kawat tegak yang panjangnya=1/4 dari panjang gelombang atau jarak loncatan katak di atas,, jadi itungannya 30/4 = 7 cm,, nah kenapa ini berpengaruh pada CD ya karena panjang modem kan rata rata segitu,,, 7 cm,, makanya begitu di tegakan di atas CD maka itu sama persis designnya dengan antena tipe monopole design.
hehehe.. gimana,tertarik untuk mencobanya.... ?
src :
reff : http://becreativeina.blogspot.com/2012/10/atena-modem-dari-bekas-cd.html
Cara Membuat hiasan merry Christmas untuk Natal - Kerajinan tangan cara membuat hiasan Membuat hiasan merry Christmas untuk Natal dari bahan kertas. Hari Natal merupakan hari dimana yang ditunggu-tunggu oleh umat Kristen. Hari Natal akan sangat ramai dengan hiasan Natal dan pernak-pernik ketika tanggal 25 Desember telah tiba. Kerajinannanya pun bervariasi, mulai dari pohon Natal, Boneka Natal, dan Pernak pernik Santa Claus. Berikut adalah kreasi tangan yang mudah dibuat dari barang bekas atau kertas biasa.
Membuat hiasan merry Christmas untuk Natal |
Alat dan Bahan yang dibutuhkan:
- Kertas hias karton
- Lem
- Pensil
- Cat kertas berwarna
- Pita Hias
Cara membuatnya:
- Potong kertas karton membentuk persegi.
- Buat tulisan MERRY CHRISTMAS pada setiap kotak persegi dari kertas
- Warnai dengan cat sesuai warna yang Anda inginkan.
- Setelah jadi, rangaki dengan pita hias untuk mempercantik.
- Jadi deh kreasi Anda, dan tempelkan di tembok Anda.
Demikian informasi tentang Membuat hiasan merry Christmas untuk Natal yang sederhana dan murah. Semoga bermanfaat bagi Anda dan kreatiitas Anda di rumah demi menghasilkan ide-ide terbaru. Selamat mencoba.
reff : http://langkah-membuat.blogspot.com/2014/12/membuat-hiasan-merry-christmas-untuk.html
Ragam Kerajinan Tangan Dari Botol Bekas - Kerajinan Tangan | Banyaknya model dan bentuk daribotol bekasyang kadang kita temui ternyata dapat minimbulkan ide untuk membuat karya seni yang unik danmenarik. Sekarang saatnya kita manfaatkan dan maksimalkan sisa daribotol bekasyang sudah tidakterpakai.
Para artikel kali ini akan di ulas mengenai kerajinan yang dapat di hasilkan dari botol bekas dengan memanfaatkan bentuk warna atau pemotongan pada botol bekasnya. Dari botol bekas ini kita dapat membuat mulai dari lampu hias, tempat lilin, lampu hias gantung dan sebagainya
Yuks simak gambar kerajinan tangan di bahanbotol bekasdi bawah ini
Semoga dengan artikelRagam Kerajinan Tangan Dari Botol Bekas dapat menambah ide dan inspirasi para pembaca dalam memanfaatkan barang bekas. Selamat mencoba...
Referensi :
http://tomhandycraft.blogspot.com/
reff : http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2015/01/ragam-kerajinan-tangan-dari-botol-bekas.html