HASIL KERAJINAN KEMASAN SAMPAH BEKAS

By 9:46 PM




Selama ini produk daur ulang bekas kemasan yang sering ditemui di pasaran seringkali serupa antara industri satu dengan industri yang lainnya, namun permasalahan yang masih muncul di dalam produk mereka yaitu melekatnya kesan sampah. Serta proses penyambungan antara lembar satu, lembar dua dan selanjutnya menggunakan mesin jahit. Sehingga kekuatan dari struktur produktersebut masih lemah.


Tas bimoli

Dari produk-produk yang telah beredar di pasaran, maka muncullah pertanyaan, bagaimana menghilangkan kesan sampah/ bekas pada produk recycle namun karakteristik yang menarik dari material kemasan masih dapat ditonjolkan?

Bagaimana mengolah material kemasan agar menjadi sebuah produk yang lebih menarik? Bagaimana cara penyambungan material selain menggunakan teknik jahit, sementara aluminium laminated plastic film memiliki karakteristik yang tipis, rapuh, mudah robek ketika dijahit, dan tidak dapat disambung menggunakan perekat/ lem?

Dan yang paling penting apakah penelitian kali ini dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebuah lahan usaha disamping mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan? Siapa saja yang dapat mengerjakan kerajinan ini?


HASIL KERAJINAN TANGAN DARI LIMBAH KEMASAN SAMPAH BEKAS

Eksperimen 1

Pada eksperimen 1, mencoba memunculkan tekstur yang dapat memberi efek pantulan cahaya/ vibrant pada permukaan dengan menggunakan mesin jahit. Dapat disimpulkan bahwa teknik tersebut tidak dapat diaplikasikan pada sebuah produk tas, karena karakter aluminium laminated plastic film terlalu tipis dan tidak tahan jahitan terutama pada badan tas akan sering tersentuh dengan tangan.

Eksperimen 2

Eksperimen 2 lebih menonjolkan aluminium laminated plastic film sebagai struktur penopang utama pada badan tas. Menggunakan teknik pilin dan anyam sederhana, sehingga didapatkan efek vibrant sesuai dengan konsep desain. Namun masih butuh pengembangan lagi, karena pada pembuatan prototip ini masih belum menemukan cara untuk menyelesaikan pinggiran tas dengan rapi, serta masih berusaha mengejar bentuk namun tidak dapat dilakukan karena kesalahan rangka anyaman.

Di sini teknik pilin dan anyam akan terus dilakukan, karena akhirnya dapat disimpulkan bahwa teknik pilin dan anyam yang dapat menyelesaikan permasalahan material yaitu, memberikan kekuatan pada aluminium laminated plastic film yang rapuh yang mudah robek, menghilangkan kesan sampah, tidak mempermasalahkan kondisi awal bekas kemasan aluminium laminated plastic film yang kusut, robek maupun rusak, serta efek mengkilat pada anyaman yang sesuai dengan konsep
?ecovibrant? dan menjadi karakteristik berbeda dengan kemasan plastik maupun PVC.

Eksperimen 3

Merupakan pengembangan dari eksperimen 2 menjawab bagaimana menyelesaikan bagian pinggir tas, namun ditemukan kesalahan ketika pembuatan rangka. Di sini anyaman aluminium laminated plastic film berfungsi sebagai struktur utama pada badan tas sehingga harus kuat menopang beban. Permasalahan yang ditemui adalah pegangan tas yang tidak bisa menopang beban. Serta apabila teknik ini digunakan sebagai dekorasi yang menempel pada badan tas, maka akan terlalu kaku karena rangka dalam anyaman berisi kawat.

Eksperimen 4


Menggunakan teknik anyam namun berbeda dengan eksperimen 2 dan 3, karena tidak menggunakan rangka kawat. Anyaman aluminium laminated plastic film di sini lebih kepada unsur dekoratif pada badan tas, tidak menjadi struktur utama. Struktur utama lebih kepada badan tas yang terbuat dari kain katun dilapis dengan busa angin. Eksperimen 4 menjawab semua permasalahan terutama mengenai struktur dan kekuatan, sehingga tidak perlu khawatir ketika tas digunakan akan menjadi robek karena beban yang berat.


reff : http://tusuksatebamboe.blogspot.com/2015/11/hasil-kerajinan-kemasan-sampah-bekas.html


Related Post



0 comments

Gallery